Sabtu, 29 Oktober 2011

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

ilmu budaya dasar yang semula dinamakan Basic Humanities berasal dari bahasa Inggris the humanities yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus.jadi the humanities berkaitan denga masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus. Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu yaitu the humanities. Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teknologi, seni dan cabang – cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat dan sebagainya.
Seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normative, seni lebih mudah berkomunikasi, nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya. Hampir di setiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasannya :
1. Sastra menggunakan bahasa. Sementara itu bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampi semua kegiatan manusia
2. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat mengunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstra. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
3. Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang leih mudah menemukan gagasan-gagasanya dalam bentuk yang tidak normative.
Orientasi the Humanities adalah ilmu dengan mempelajari satu atau sebagian disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indoensia kita mengenal jenis pmsa lama dan prosa baru.
A. Prom lama meliputi
1. dongeng-dongeng
2. hikayat
3. sejarah
4. epos
5. cerita pelipur lara
B. prosa barn meliputi
1. cerita pendek
2. roman/novel
3. biografi
4. kisah
5. otobiografi
Lebih lengkap tentang seni:
NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau lcarya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan pezicataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sexing kita dapat belajan sesuatu yang lebih datipada sejarah atau laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa. Novel seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti jalan tak ada ujung, misalnya menggambarkan suatu tindakan heroisme yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalaminya secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa tidak lagi mengalami secara fisik itulah, jiwa kepahlawanan perlu disentuhkan lewat hasil-hasil sastra.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri. Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua; Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya sastra Indoensia di jaman Jepang yang dikelompokkan kedalam kelompok
Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung. Kedua macam karya sastra itu selalu menyampaikan masalah. Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya. Masing-masing tokoh mempunyai temperamen, pendirian, dan kemauan yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik. Konflik dapat terjadi baik didalam din tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu dengan tokoh lainnya.
ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang mumi. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunalcan :
1. Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. lin berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasamya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang tethatas.Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sndiri dan tentang masyarakat.
Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun did sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa ;
- penderitaan atas ketidak adilan
- perjuangan untuk kekuasaan
- konflik dengan sesamanya
- pemberontakan terhadap hukum Tuhan

Manusia dan Kebudayaan

Arus globalisasi membawa tantangan baru bagi negara-negara dunia.krtiga. Kemajuan dan harapan baru yang mencuat dari pola hubungan internasional yang menekankan kerja sama ekonomi dan perdagangan. Namun berbarengan dengan itu muncul pula keprihatinan-keprihatinan serius, terutama mengenai kerusakan lingkungan hidup dan pembengkakan populasi manusia terutama di negara-negara miskin.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang mengalami masa transisi dari negara agraris ke negara industri, timbul kekhawatiran serius akan terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya yang mengarah pada krisis identitas budaya bangsa. Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, cepat atau lambat akan melahirkan tipe masyarakat industri. Dengan perkataan lain, akan lahir suatu tipe kebudayaan baru yang disebut kebudayaan industri.
Tercapainya tahap kematangan intelektual, seorang manusia tidak cukup hanya berbekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan saja, namun perlu juga memiliki filter untuk membentengi diri dari pengaruh buruk yang timbul dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan.
Pembahasan mengenai perkembangan ilmu dan peradaban/kebudayaan dalam coretan ini akan dimulai dari tahap yang paling awal dari sejarah kehidupan manusia, yaitu dari masa pra-sejarah, zaman dimulainya penalaran, abad pertengahan dan zaman modern supaya diperoleh gambaran mengenai latar belakang ilmu dan peradaban / kebudayaan.
Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Maslow mengidentifikasikan kebutuhan manusia berupa kebutuhan fisiologi (pangan dan sandang), rasa aman, afiliasi (rekreasi, amal), harga diri, (jati diri) dan pengembangan potensi. Kebutuhan fisiologi dan rasa aman diperoleh dengan cara instinktif sehingga kebutuhan tersebut dapat diperoleh binatang sekalipun. Namun untuk kebutuhan lain halnya dapat dipenuhi oleh manusia dengan pemanfaatan akal budi dan melakukan pemberdayaan sarana yang ada, bahkan dengan akal budi pula akan berusaha untuk menciptakan media yang belum ada agar kebutuhan lain terpenuhi.
Rentetan coretan usang ini akan mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan peranan ciri kreativitas manusia dalam menimbulkan ide-ide inovatif yang menuju pada pengetahuan baru atau penemuan baru baik dengan menempuh cara yang sudah mengandung dimensi ilmiah ataupun yang belum.
Media merupakan alat/sarana komonikasi yang langsung maupun tidak langsung, media diartikan sebagai simbol-simbol untuk menyampaikan pesan baik dalam bentuk berwujud (tangible / dapat diraba), maupun dalam bentuk tidak terwujud (intangible / tidak dapat diraba). Manusia yang belum memiliki budaya tinggi telah menggunakan berbagai media sebagai alat / sarana untuk menyampaikan pesan kepada seseorang atau anggota masyarakat.
Media berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia, media yang pada awalnya sangat sederhana, kini telah berkembang dengan pesat. Pemberdayaan teknologi terhadap peningkatan kwalitas media seiring dengan kemampuan kebudayaan manusia. Dengan demikian, media tidak hanya digunakan oleh sekelompok masyarakat budaya tertentu saja tetapi dapat berkembang ke berbagai kelompok budaya maupun negara. Bahkan masing-masing negara telah dapat saling mengadopsi teknologi dan budaya negara lainnya.
Pertumbuhan budaya manusia sangat dipengaruhi oleh banyaknya kebutuhan dan kemauan manusia yang tidak berkenaan untuk tergantung kepada alam semesta. Tinggi rendahnya kebudayaan suatu kelompok manusia tertentu (misalnya suku) atau bangsa dapat diukir dari sejauh mana kelompok atau bangsa tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dengan pemanfaatan pemberdayaan media yang dikembangkannya. Misalnya, masyarakat pra sejarah hanya menggunakan alat bantu kayu atau batu untuk mencari nafkah maupun mempertahankan kehidupannya. Mereka belum mengenal cara bercocok tanam atau beternak untuk penyedian bahan makanan, seluruh kebutuhan mereka masih tersedia di alam sekitar. Namun setelah jumlah manusia bertambah dan alam tidak mampu lagi menyediakan kebutuhannya, maka mannusia secara lambat laun menemukan teknologi sederhana sampai teknologi modern sebagai media pemenuhan kebutuhan. Keragaman kebutuhan dan kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhannya merupakan perbedaan mendasar antara manusia dengan mahluk lain.
E.B Taylor, 1971 dalam bukunya; “Primitive Culture” mengemukakan bahwa “Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”, pendapat ini merupakan rumusan yang pertama kali diutarakan. Selanjutnya pada tahun 1952 Kroeber dan Kluckholn berhasil menginfentarisasi terhadap 150 defenisi kebudayaan yang dihasilkan oleh publikasi tentang kebudayaan selama lebih kurang tujuh puluh lima tahun.
MANUSIA
1. Asal Mula Manusia
Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:
1. perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
2. pengurangan gigi taring.
3. penggerak bipedal (dua kaki)
4. perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.

2. Apa Manusia Itu
Banyak faham yang memberikan pandangan akan arti manusia, dimana faham-faham tersebut tidak memberikan satu simpulan pasti tentang arti manusia. Faham-faham tersebut tidak secara eksplesit menyimpulkan makna manusia, melainkan pemberian pencitraan sifat dan ciri-ciri yang dapat diperdebatkan. Dengan demikian sungguh tidak mudah memberikan suatu defenisi mengenai arti manusia’.
Namun manusia sering juga disebut “the inventing and discovering animal” (binatang pencipta dan penemu). Menurut sejarah, evolusi manusia diawali saat manusia masih diidentifikasi sebagai Pithecanthropus erectus (manusia kera berjalan tegak) hingga saat ini di mana manusia diidentifikasi sebagai Homo sapiens.
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan fisik manusia, proses berpikir manusia juga mengalami kemajuan. Manusia mulai mengenal ilmu dan pengetahuan dan menemukan apa yang disebut peradaban. Peradaban berarti kesenian, tradisi, kebiasaan, kepercayaan, nilai, perilaku dan kebiasaan material yang menjelaskan cara hidup manusia. Peradaban dapat dipisahkan dari kebudayaan karena kerumitan sosial dan organisasi dalam tingkatan yang lebih tinggi dan karena perbedaan kegiatan ekonomi dan budayanya.
Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden.
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.
3. Hakekat Manusia
Pandangan konvesional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih eman milyar jiwa, adalah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia.
Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; terkadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.
Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.
Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.
KEBUDAYAAN
1. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
Kebudayaan bukanlah suatu benda dan bukan objek rekayasa karena dia adalah ungkapan dialog terus menerus yang berlangsung dalam masyarakat. Ciri khas dialog adalah kebebasannya. Dialog adalah keterbukaan yang satu terhadap yang lain, reaksi bebas dan khas atas komunikasi lawan bicara yang tidak dapat dipastikan sebelumnya. Kebudayaan hanya dapat berkembang dalam suasana terbuka dan bebas tekanan. Dalam sejarahnya, manusia memperlihatkan dua daya: Daya tahunya dan daya untuk mencapai yang diketahuinya. Daya tahu dan mau inilah yang disebut memanusiakan manusia.
Ilmu pengetahuan yang ditemukan oleh manusia pulalah yang memperkirakan bahwa manusia telah menghuni bumi ini sejak sekitar 20.000 tahun Sebelum Masehi. Masa ini disebut masa pra-sejarah karena warisan yang ditinggalkan pada masa ini tidak menyebut apapun mengenai dirinya. Karena tidak adanya dokumen tertulis yang menceritakan masa pra-sejarah, maka informasi yang diperoleh pada masa ini didapat melalui bidang-bidang ilmu pengetahuan lain di antaranya, paleontologi, biologi, palinologi, geologi, antropologi dan arkeologi. Zaman ini sering juga disebut zaman batu karena semua alat-alat yang dihasilkan manusia dibuat dari batu.
Dari sudut perkembangan pengetahuan manusia, zaman ini ditandai dengan pengetahuan mereka mengenai apa dan bagaimana (know how) yang diperoleh manusia melalui proses:
1. Kemampuan mengamati
2. Kemampuan membeda-bedakan
3. Kemampuan memilih
4. Kemampuan melakukan percobaan berdasarkan prinsip trial and error
Menurut Karl Popper, cara belajar dari kesalahan yang dibuat pada dasarnya merupakan karakteristik yang sama pada semua makhluk hidup, apakah itu binatang tingkat rendah atau tingkat tinggi, apakah ia seekor simpanse atau seorang ilmuwan.
Dari sudut perkembangan pengetahuan manusia, zaman ini ditandai dengan pengetahuan mereka mengenai apa dan bagaimana (know how) yang diperoleh manusia melalui proses:
1. Kemampuan mengamati
2. Kemampuan membeda-bedakan
3. Kemampuan memilih
4. Kemampuan melakukan percobaan berdasarkan prinsip trial and error
Menurut Karl Popper, cara belajar dari kesalahan yang dibuat pada dasarnya merupakan karakteristik yang sama pada semua makhluk hidup, apakah itu binatang tingkat rendah atau tingkat tinggi, apakah ia seekor simpanse atau seorang ilmuwan.
Setelah masa pra-sejarah, manusia mulai memasuki masa sejarah mulai dari sekitar 15.000 hingga 600 tahun Sebelum Masehi dengan ditemukannya tulisan-tulisan pada masa ini. Kemajuan yang bersifat khusus pada masa itu adalah pengembangan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Ketiga kemampuan inilah yang banyak berperan dalam pengembangan kebudayaan dan berdirinya kerajaan-kerajaan besar di Afrika (misalnya Mesir), Asia Tengah (Sumeria, Babilonia, Niniveh), Asia Timur (Tiongkok) dan Amerika Tengah (Maya dan Inca).
Mulai dari 600 tahun Sebelum Masehi hingga 200 tahun Sesudah Masehi, manusia mulai memasuki zaman “penalaran”. Pada masa ini, kebudayaan Yunani memberikan corak baru kepada pengetahuan yang berdasarkan pada receptive mind.
Cara berpikir mereka sudah memiliki penalaran yang selalu menyelidik (inquiring mind) yang tidak mau menerima peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman begitu saja secara pasif-reseptif tetapi terus mencari sampai sedalam-dalamnya akar dari semua fenomena yang beragam di alam ini (rasionalitas). Pada zaman ini lahirlah pemikir-pemikir yang dalilnya dapat bermanfaat hingga saat ini, diantaranya Aristoteles, Thales, Pythagoras, Archimedes dan Aristarchus.
2. Defenisi Kebudayaan
Defenisi Kebudayaan Menurut para Pakar :
1. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan kehidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertip dan damai.
2. Robert Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan,adapt istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melaikan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
3. Keesing
Kebudayaan adalah totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang terakumulasi dan yang ditransmisikan secara social.
4. Koentjaraningrat
Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekerti.
5. Rafael Raga Manan
Kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungan, yakni cara manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya yang dilihat sebagai proses humanisasi.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Era berikutnya adalah abad pertengahan yang dimulai sekitar tahun 500 Masehi hingga tahun 1500 Masehi. Banyak sekali peristiwa di Eropa yang menandai era ini baik itu di bidang politik, seperti perubahan daerah kekuasaan beberapa negara, maupun di bidang sosial seperti penemuan alat cetak.
Di antara kebudayaan yang menonjol pada Abad Pertengahan adalah Kebudayaan Arab. Pada saat itu banyak karya orang Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang kemudian dipertajam penelitiannya terutama dalam bidang astronomi, fisika, kedokteran, biologi, farmasi dan kimia. Di antara tokoh-tokoh Arab adalah:
1. Al-Khawarizmi (825) yang menyusun buku aljabar dan aritmatika
2. Omar Khayam (1043-1132) yang menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga
3. Ibnu Rushd (1126-1198), seorang ahli kedokteran yang dijuluki Averoes oleh orang Barat. Ia juga menterjemahkan karya-karya Aristoteles dan seorang penganut paham Evolusionisme yang berkeyakinan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak tercipta tiba-tiba.
4. Al-Idris (1100-1166), seorang ahli astronomi yang percaya pada pendiriannya tentang geosentrisme dan homosentrisme. Ia mempertahankan azas Ptolomaeus yang dapat meramalkan terjadinya gerhana bulan jauh lebih tepat dari ahli-ahli sebelumnya.


keterangan: Mohon maaf kalau sekiranya coretan diatas tidak seideal yang diharapkan. oleh karena itu, kritik dan saran bapak/ibu/saudara sangat diharapkan