NAMA : ATIKA NUR AFLAH
KELAS : 4EA21
NPM :18211125
TUGAS ETIKA BISNIS
1.
PERUSAHAAN
YANG SUDAH MENERAPKAN ETIKA DALAM BERBISNIS
PT
DJARUM DAN ETIKA BISNIS
Profil PT.Djarum, tbk
PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di
Indonesia. Perusahaan ini mengolah dan menghasilkan jenis rokok kretek dan
cerutu. Ada tiga jenis rokok yang kita kenal selama ini. Rokok Cerutu (Terbuat
dari daun tembakau dan dibungkus dengan daun tembakau pula), rokok putih
(Terbuat dari daun tembakau dan dibungkus dengan kertas sigaret), dan rokok
kretek (Terbuat dari tembakau ditambah daun cengkeh dan dibungkus dengan kertas
sigaret).
PT Jarum adalah salah satu jenis perusahaan
perseroan yang ada di Indonesia. Namun dahulu PT Jarum adalah sebuah perusahaan
perseorangan karna didirikan oleh seorang Oei Wie Gwan. PT. Djarum memiliki, 5
nilai-nilai inti dalam pengembangan perusahan. Nilai-nilai itu adalah .Fokus
pada pelanggan, Profesionlisme, Organisasi yang terus belajar, Satu Keluarga,
Tanggung Jawab Sosial.
1.
Tahun Berdirinya
Rokok kretek adalah sebuah produk yang racikannya
ditemukan oleh H. Djamhari (Kebangsaan Indonesia) pada tahun 1880 di kota Kudus
(Kudus kota keretek). Saat itu H. Djamhari adalah seorang perokok dan ia sering
merasa sesak napas. Saat ia menderita sesak, ia menggunakan minyak cengkeh
untuk mengobati penyakitnya. Hingga suatu ketika ia mencoba meracik daun
tembakau dan bunga cengkeh untuk rokoknya. Alhasil percobaannya tersebut membuahkan
hasil dan rokok tersebut disebut kretek karena letupan api yang membakar
cengkeh menghasilkan bunyi tek-tek-tek.
Perusahaan rokok kretek Djarum berdiri pada 25
Agustus 1950 dengan 10 pekerja. Oei Wie Gwan, mantan agen rokok Minak Djinggo
di Jakarta ini, mengawali bisnisnya dengan memasok rokok untuk Dinas Perbekalan
Angkatan Darat. Pada tahun 1955, Djarum mulai memperluas produksi dan
pemasarannya. Produksinya makin besar setelah menggunakan mesin pelinting dan pengolah
tembakau.
2. Fokus
pada pelanggan.
Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting dalam
keberlangsungan suatu perusahaan, tanpa ada pelanggan, tanpa ketertarikan
pelanggan terhadap produk yang telah diproduksi, perusahan akan mandet.
PT.Djarum selalu mengutamakan agar pelanggan selalu puas terhadap produknya,
dengan memberikan harga yang relatif rendah meskipun keuntungan yang dicapai
berkurang, hal ini diatasi dengan peningkatan hasil yang baik dan jumlah
penjualan, selain itu juga PT.Djarum memberikan dana kepada beberapa pelanggan
untuk memasarkan produknya sehingga tercipta hubungan yang sangat dekat.
Profesionalisme. Profesional dalam membangun
perusahaan secara baik, dimulai dengan perekrutan karyawan-karywati yang
potensial (salah satu elemen vitas bagi kegemilangan gerak sebuah perusahaan).
Kemampuan perusahaan untuk melakukan inovasi secara terus menerus. seiring
tuntutan tersebut, PT.Djarum selalu memberikan respon yang inovatif pada
konsumen. Profesional dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang telah
dirancang dengan penuh optimis. Dengan profesionalisme tersebut semuanya dapat
tercapai.
Organisasi yang terus belajar. Dengan keberhasilan
yang diperoleh berupa penghargaan-penghargaan dan produk-produk yang
inovatif,PT.Djarum tidak berpuas hati, dengan keberhasilan tersebut, selalu
belajar keberhasilan itu. Tidak hanya selalu menilai perusahaannya sendiri.
Melakukan sharing dengan perusahaan lain berbagi pengetahuan.
Satu keluarga.Rasa kekeluargaan sangat terasa di
lingkungan PT.Djarum, ini terlihat ketika pada waktu istirahat, terkadang para
direksi bergabung bersama karyawan,berbagi cerita, bercanda, ini menciptakan
kesenangan bagi para karyawan.Disinilah kekompakan dari segenap jajaran
manajemen dan karyawan. Mereka bersama-sama untuk memajukan perusahaan,dengan dukungan
organisasi yang solid,serta kerja keras dari semua karyawan.
Tanggung Jawab Sosial. Dalam hal tanggung jawab
sosial, untuk karyawan, PT.Djarum sangat memperhatikan karyawannya dengan
memberikan jaminan sosial berupa jaminan kesehatan,hadiah tahunan, tunjangan,
jaminan kecelakan,jaminan pensiun. PT.Djarum juga memberikan beasiswa
pendidikan pada anak-anak karyawan sehingga dapat melanjutkan pendidikannya
dengan baik. Tanggung Jawab Sosial yang diberikan PT.Djarum tidak hanya pada
karyawannya tetapi juga pada masyarakat umum.Untuk melaksanakan tanggung jawab
ini PT.Djarum melakukan Coorporate Social Responbility (CSR), yang sangat jelas
saat ini, yaitu : Djarum memberikan dananya 30 Milliar dalam pembangunan
lapangan bulutangkis, GOR PT.Djarum Bakti Bangsa, yang digunakan untuk merekrut
para pemain bulutangkis yang handal berkelas dunia. Dalam bidang lingkungan
PT.Djarum memberikan secara cuma-cuma pohon-pohon untuk penghijauan.
Dengan ke lima nilai pengembangan tersebut, membuat
PT.Djarum semakin memantapkan perjalanannya dalam industri rokok murni pribumi,
tanpa tersentuh oleh aset-aset asing. Semangat Nasionalismelah yang semakin
membangkitkan perusahaan ini.
3. Keuangan
PT Djarum system upah harian. Untuk upah harian,
Jerih payah buruh pabrik ini memang terbilang kecil bagi ukuran gaji buruh di
Jakarta. Mereka dibayar dengan upah perjam sekitar Rp.9.750/per 1.000 batang
buat satu grup yang terdiri dua orang tersebut. Tetapi biasanya, satu grup bisa
membuat 3.000 batang dalam waktu kurang dari 4 jam. PT Djarum untuk tahun 2006
menyentuh 6,99 milyar rupiah. Jumlah itu didapati lewat omset perbungkusnya
mencapai angka 23,66 milyar rupiah/perhari. Sementara itu, produksinya tahun
lalu tercatat sekitar 38,36 unit milyar dengan asumsi sekitar 127,87
batang/perhari.
4. Bidang
Usahanya
PT. Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di
Indonesia. Perusahaan ini mengolah dan menghasilkan jenis rokok kretek dan
cerutu. Bidang usaha yang digeluti oleh PT Djarum tidak lain dan tidak bukan
ialah rokok. Dalam sehari perusahaan ini mampu menghasilkan omeset sekitar
23,66 milyar rupiah/perhari, karna sasaran penjualanya tidak hanya di Indonesia
saja tetapi juga di Austria, Polandia, Prancis, Spanyol, Portugal, Turki,
Belgia, Belanda, Luxemburg, Jerman, Brazil, Jepang, Malaysia, Kanada, Usa dll.
5. Kejayaan
Sejak awal berdiri pada tahun 25 Agustus 1950
perusahaan ini sudah menjadi perusahaan yang sangat pesat dalam perkembangan
nya. Karna didirikan oleh Oei Wie Gwan, mantan agen rokok Minak Djinggo. PT
Djarum sejak bediri sampai sekarang masih saja mengalami masa kejayaan. Hal ini
di karnakan Perusahaan ini memiliki 76 lokasi kerja (70 di Kudus, 3 di Pati, 1
Rembang dan 2 di Jepara) ini cukup diakui masalah kesehatan dan keselamatan
kerja karyawannya. Hal ini dibuktikan dari perolehan Zero Accident Acknowledgement
pada tahun 2002. Pada tahun 2004 di Audit External Keselamatan dan Kesehatan
dengan hasil 85%. Karena hasil auditan yang memuaskan, pada tahun 2005
memperoleh Bendera Emas. Pada tahun 2007, hasil auditan meningkat menjadi 93%
dan tahun 2008 menunggu memperoleh Bendera Emas kembali. Karena hal itulah
masalah keselamatan dan kesehatan bukan lagi menjadi masalah bagi perusahaan
ini.
Selain masalah keselamatan dan kesehatan, perusahaan
ini juga aktif dalam bidang koperasi. Pada tahun 1976, koperasi karyawan
dibuka. Koperasi yang memiliki anggota sebanyak 51 ribuan orang ini memiliki
kas hingga 75 ribu miliaran hingga Januari 2008 ini. Karena ketekunannyalah,
koperasi ini juga memperoleh penghargaan sebagai Koperasi Teladan dari tahun
1993 sampai dengan 1996. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki kinerja yang
sesuai dengan standar ISO (ISO tahun 9001-1994). Pada tahun 2001 mendapatkan
penghargaan dan ISO diperbaiki menjadi ISO 9001-2000.
6. Analisis
Strategi
PT. Djarum mengeluarkan beberapa produk diantaranya
Djarum Super, Djarum Coklat, Djarum 76, Djarum Istimewa. Kesemuanya merupakan
rokok berjenis kretek. Akan tetapi djrum melihat pangsa pasar ini stagnan
sehingga PT.Djarum merambah pasar rokok mild, diantaranya adalah L.A Light, L.A
Menthol, Djarum Super Mezzo, Djarum Black dan Djarum Black Menthol.
Selain itu Djarum mengembangkan cita rasa yang lebih
varian dengan mengkombinasikan cita rasa cappucino, dan Teh yang dikenal dengan
nama Brand Djarum Black Tea dan Djarum Black cappuccino.
Produk dalam kategori rokok mild diluncurkan oleh PT
Djarum di akhir tahun 2005, perusahaan ini meluncurkan rokok mild dengan merek
Djarum Super Mezzo untuk melengkapi portofolio produk Djarum Super dan merambah
segmen premium serta menjadi alternatif pilihan rokok mild baru dengan cita
rasa tinggi. Khusus untuk peluncuran PT Djarum membuat program promosi modern
dengan menggunakan balon mini zeppelin yang berputar-putar disekitar wilayah
Jakarta selama 3 minggu. Program tersebut juga diiringi dengan iklan televisi
yang menampilkan visual yang luar biasa, iklan televisi Mezzo versi “leap” dan
“race”.
PT Djarum menggunakan pendekatan strategi yang
berbeda dalam membangun merek Djarum Super Mezzo, yaitu dengan menambahkan kata
“Djarum Super” dalam merek rokok mild tersebut, merek Djarum Super yang sudah
memiliki awareness yang tinggi dan brand image yang kuat di tengah konsumen
diharapkan mampu mengangkat penjualan produk mild yang baru ini masuk ke pasar
rokok mild.
Kenyataannya, hasil dari sebuah penelitian adalah
top of mind merek rokok mild masih didominasi oleh Sampoerna A Mild (79,5%),
diikuti oleh Star Mild (12,1%). Djarum Super Mezzo berada di peringkat ketiga
(4,2%). Untuk merek kedua yang diingat setelah merek pertama yang terlintas
atau unaided awareness dikuasai oleh Star Mild (39,5%), Sampoerna A Mild
(18,4%) dan Djarum Super Mezzo (14,7%).
Djarum Super Mezzo dan Star Mild memiliki
karakteristik akan personality dan association yang mirip. Djarum Super Mezzo
dipersepsikan memiliki sifat yang santai dan easy going, berpenampilan menarik,
dan penuh percaya diri, namun merek ini juga memiliki posisi yang sama dengan
Star Mild yang dekat dengan atribut menikmati kehidupan malam, menyukai
petualangan dan maskulin..
Dikutip dari: http://tukangblog.blogspot.com/2011/04/profil-ptdjarum.html
Contoh
etika bisnis pada PT. DJARUM
Kisah-kisah seputar pohon yang sudah saya utarakan
disini dan disitu, ternyata sejalan dengan sebuah program menarik yang digagas
dan dilaksanakan oleh PT Djarum : Trees for Life. Sebuah program yang merupakan
bagian dari kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan rokok
terkemuka tersebut sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial serta empati
konstruktif perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.
Yang menarik adalah, sejak tahun 1979, perusahaan
ini telah mendedikasikan diri untuk melestarikan lingkungan demi hidup yang
berkualitas dengan program Djarum Bhakti Lingkungan. Kota Kudus adalah langkah
awal dari program ini. Ribuan jenis tanaman peneduh ditanam.
Selain itu, dibawah payung Djarum Bakti Lingkungan
telah melakukan aksi pelestarian lereng Gunung Muria dengan tanaman peneduh
maupun pohon bernilai ekonomi, sehingga mampu mempertahankan kawasan penting
resapan air kota Kudus. Selain itu sejak tahun 2008 Djarum BaktiLingkungan
bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Jawa Tengah, turut
serta dalam program pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dengan
komitmen 700.000pohon.
Luna Maya menanam pohon dalam rangka program Djarum
Bakti Lingkungan, Trees for Life, di Demak (18/4)
Luna Maya melakukan penanaman pohon Trembesi pada
program Trees for Life Djarum Bakti Lingkungan di Demak (18/4), Sumber foto:
Situs Trees for Life PT Djarum
Sebagaimana diungkap pada siaram persnya, Dalam rangka Hari Ulang Tahun
PT. Djarum ke-59, pada tanggal 18 April 2010 lalu, sebanyak 400 karyawanDjarum
di Kudus bersama Luna Maya, artis pemerhati lingkungan, menanam Pohon Trembesi
sepanjang1,2 km di Demak, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan program lanjutan
Djarum Trees For Life, dar i Corporate Social Responsibility Bakti Lingkungan
PT Djarum yang merencanakan 2.767 Pohon Trembesi sepanjang jalan Turus
Semarang-Kudus Jawa Tengah.Serius dan konsisten untuk melakukan pelestarian
lingkungan adalah semangat Djarum Trees For Lifeyang ingin ditularkan kepada
seluruh pihak dan masyarakat luas. Berawal dari penanaman PohonTrembesi bersama
Gubernur beserta Muspida Jawa Tengah, kemudian diikuti beberapa minggu lalupenanaman
bersama artis Nugie dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan
“Saya melihat sepanjang jalan Demak ini merupakan
jalan yang sering dilewati oleh banyak kendaraan,mulai dari kendaraan pribadi
hingga truk. Oleh sebab itu, penanaman Pohon Trembesi sangat cocok ditanam di
area ini karena dapat menyerap banyak CO2 dan emisi karbon lainnya, sehingga
kedepannyajalan ini bisa menjadi jalan yang teduh dan hijau. Saya berharap
Pohon Trembesi yang kami tanam saatini dapat tumbuh maksimal dan tentunya
dirawat oleh masyarakat luas. Mari tanam dan rawat PohonTrembesi” ajak Luna.
Komitmen perusahaan juga tak berhenti pada
kegiatan-kegiatan insidental tertentu belaka. Bahkan, Bibit Pohon Trembesi yang
digunakan dalam rangkaian program Penanaman 2.767 Pohon Trembesi disepanjang
turus jalan Semarang-Demak ini berasal dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) PT.
Djarum.
Saat ini PPT tengah melakukan budi daya pembibitan
Pohon Trembesi yang total berjumlah 300 ribuan.Rencananya, pembibitan tersebut
untuk memenuhi program Djarum Trees For Life” ujar Yunan Adityadari Pusat
Pembibitan Tanaman PT Djarum.
Untuk menjaga kesinambungan kegiatannya, salah satu
dukungan PT. Djarum adalah dengan mendirikan pusatpembibitan aneka tanaman yang
dikelola secara intensif. Diharapkan dengan upaya pembibitan aneka tanaman ini,
PT. Djarum dapat turut menjadi bagian dari usaha dalam mempertahankan dan
melestarikan tanaman-tanaman langka agar terjaga dari kepunahan.Hingga saat
ini, PPT telah memilikitotal sekitar 100 ribuan jenis bibit tanaman, termasuk
di dalamnya tanaman langka seperti Kepel, Sawit,Nogosari, buah Kawista dan
Pohon Botol dari Afrika.
“It is true that economic and social objectives have
long been seen as distinct and often competing. Butthis is a false
dichotomy…Companies do not function in isolation from the society around them.
In fact,their ability to compete depends heavily on the circumstances of
locations where they operate.”, Demikian ungkapan Michael E. Porter dan Mark R.
Kramer dalam tulisannya di “The Competitive Advantage of Corporate
Phiilantropy”, pada Harvard Business Review, December 2002, halaman 5. Pernyataan diatas menemukan makna tersendiri
bila dihubungkan dengan aktifitas yang dilaksanakan PT Djarum Kudus lewat program
Djarum Bakti Lingkungan, Trees for Life ini.
Implementasi atas konsep triple bottom line
(profit,planet, people) dalam “mainstream” etika bisnis yang digagas John
Elkington, memperoleh bentuknya lewat kegiatan ini. Perusahaan diharapkan tidak
hanya mengejar profit belaka tetapi juga menunjukkan kepedulian besar bagi
lingkungan dan masyarakat sekitar tempat perusahaan bersangkutan beroperasi.
Dengan program CSR ini tidak hanya merupakan investasi jangka panjang yang
berguna untuk meminimalisasi risiko sosial, juga berfungsi sebagai sarana meningkatkan
citra perusahaan di mata publik. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang
berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara
finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara
holistik, melembaga dan berkelanjutan.
Saya ikut menyatakan salut dan mengacungkan jempol
tinggi-tinggi bagi upaya-upaya konstruktif yang telah dilakukan sejumlah
korporasi besar, termasuk PT Djarum Kudus, melalui program CSR-nya yang sudah
menunjukkan komitmen dan kepedulian tinggi menjaga kelestarian lingkungan
dengan kegiatan Trees For Life. Ini sebentuk empati sosial nyata untuk
menghindari nestapa kemanusiaan akibat kerusakan lingkungan.
Saya tertarik pada pendapat Elkington (1998) dalam
bukunya Canibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business
(seperti yang saya kutip dari makalah Bapak Edi Suharto PhD Ketua Program
Pascasarjana Spesialis Pekerjaan Sosial, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial
(STKS) Bandung yang disampaikan pada Seminar Dua Hari CSR (Corporate Social
Responsibility): Strategy, Management and Leadership, Intipesan, Hotel Aryaduta
Jakarta 13-14 February 2008) yang
mengelompokkan perusahaan yang peduli dan tidak peduli terhadap CSR berdasarkan
analogi serangga.
Perusahaan kategori pertama laksana ulat, yang
memiliki model bisnis rakus dan tidak pedulipada lingkungan sekelilingnya.
Kategori kedua adalah perusahaan yang mirip belalang, modelbisnis yang juga
eksploitatif dan degeneratif. Kategori kedua ini mungkin saja sudah mulai
mempraktikan CSR. Tetapi, CSR tidak dilakukan dengan sepenuh hati. CSR di
perusahaan ini hanyalah ”Celana Dalam” untuk menutupi ”aurat” perusahaan agar
terhindar dari tekanan masyarakat atau LSM.
Perusahaan kupu-kupu adalah kategori ketiga.
Korporasi seperti ini punya komitmen kuat menjalankan CSR. Bagi perusahaan ini
CSR adalah investasi, bukan basa-basi. Kategori terakhir adalah korporasi
lebah. Perusahaan seperti ini punya sifat regeneratif atau menumbuhkan.
Perusahaan ideal ini menerapkan etika bisnis dan menjalankan good CSR.
Saya yakin model CSR yang dikembangkan oleh PT
Djarum Kudus adalah jenis korporasi ideal yang dengan teguh memegang
konsistensi empati sosialnya lewat program Trees for Life dimana disaat yang
sama ikut memelihara kelanjutan program yang sudah dicanangkan tersebut dengan
kegiatan pendukung seperti menyiapkan bibit-bibit tanaman unggulan lewat Pusat
Pembibitan Tanaman yang dimilikinya.
Mari kita dukung segala ikhtiar-ikhtiar positif ini demi masa depan kehidupan yang
lebih baik.
2. CONTOH
PERUSAHAAN YANG BERBISNIS TANPA ETIKA BISNIS
Perusahaan yang hanya berorientasi pada pencapaian keuntungan semata tanpa mengindahkan etika dan norma bisnis, akan membuat manajemen perusahaan cenderung berpandangan bahwa suatu nilai dianggap baik apabila menguntungkan perusahaan dan sebaliknya dianggap buruk apabila merugikan perusahaan. Modal, mesin dan karyawan hanya dianggap sebagai faktor produksi dan semua aktivitasnya diarahkan untuk mencapai tujuan utama, yaitu memaksimalkan keuntungan. Dalam teori etika bisnis, pandangan seperti ini disebut sebagai egoisme. Karena perusahaan sebagai lembaga yang dikelola oleh manajeman yang terdiri beberapa orang, maka egoisme seperti ini disebut sebagai egoisme kelompok. Ketika perusahaan sudah tidak mendatangkan keuntungan lagi, manajemen perusahaan akan melakukan tindakan yang menurutnya rasional dan baik, misalnya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya secara sepihak.
Di perusahaan, egoisme kelompok tidak hanya terjadi pada manajemen saja. Dari sisi karyawanpun juga dapat timbul egoisme kelompok, karena pada dasarnya, kepentingan setiap orang yang bekerja di sebuah perusahaan adalah sama, yaitu mendapatkan manfaat dari segi ekonomi. Ketika perusahaan melakukan PHK secara sepihak, namun disisi lain karyawan tersebut masih membutuhkan pekerjaan sebagai sumber nafkah atau mata pencahariannya, maka secara manusiawi ia akan merasa bahwa kepentingannya terganggu. Dalam kondisi seperti ini, karyawan bersangkutan cenderung akan memandang sesuatu dari sudut pandang kepentingannya. Dan tindakan perusahaan yang berlawanan dengan kepentingannya dianggap sebagai tindakan yang tidak benar. Pandangan seperti ini dapat disebut sebagai egosime etis, yaitu pandangan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest). Apabila PHK dilakukan secara massal, egoisme etis akan meningkat derajatnya menjadi egoisme kelompok, karena semua karyawan yang terkena PHK akan cenderung memiliki pandangan yang sama dan merasa kepentingan mereka terganggu. Egoisme kelompok manajemen dan egoisme kelompok karyawan yang berbenturan akan menimbulkan konflik.
PT Dirgantara Indonesia (PT DI), pada tahun 2002 melakuan PHK terhadap ribuan karyawannya. Tindakan perusahaan yang notabene dimiliki oleh pemerintah tersebut menimbulkan konflik yang berlarut-larut dan penyelesaiannya memakan waktu sangat lama. Serikat Pekerja PT DI menilai langkah tersebut melanggar Undang-undang Ketenagakerjaan. Keputusan soal pemutusan hubungan kerja sebagian besar karyawan PT DI, membuat kecewa ribuan karyawan PT DI yang diwakili Ketua Serikat Pekerja Forum Komunikasi Karyawan (SP FKK) PT DI, Bapak Arif Minaldi. Arif mengingatkan, keputusan sidang kabinet terbatas tersebut makin membuat para karyawan untuk melakukan perlawanan terhadap Direksi PT DI. Arif juga menilai, jika PHK benar-benar dilakukan, berarti direksi telah melanggar Undang-Undang Ketenagakerjaan. Arif menambahkan, cara-cara yang dilakukan terhadap para karyawan PT DI yang akan di PHK adalah cara-cara biadab dan tidak mengerti kondisi karyawan PT DI.