PERILAKU KONSUMEN
BAB VI
Sikap, Motivasi dan Konsep Diri
1.
Komponen sikap
2.
Sifat-sifat sikap
3.
Penggunaan Multiatribute Attitude Model untuk memahami sikap konsumen
4.
Pentingnya feeling dalam memamahami sikap konsumen
5. Penggunaan
sikap dan maksud untuk memperkirakan perilaku konsumen
6.
Dinamika proses motivasi
7.
Kegunaan dan stabilitas pola motivasi
8.
Memahami kebutuhan konsumen
I. KOMPONEN
SIKAP
Komponen Sikap
Secara
umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3 komponen yakni:
kognitif,afektif, dan kecenderungan tindakan (Morgan dan King, 1975;Krech dan
Ballacy, 1963,Howard dan Kendler 1974, Gerungan, 2000).
1. Komponen
kognitif
Aspek
sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau
subyek.Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis,
sintesis, danevaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau
diasimilasikandengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai –
nilai baru yangdiyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan
mempengaruhi emosiatau komponen afektif dari sikap individu.
2.komponen afektif
Aspek ini Dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu
terhadap obyek atau subyek,yang sejalan dengan hasil penilaiannya.
3.komponen kecenderungan bertindak
Berkenaan
dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengankeyakinandan
keinginannya.Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif
atau negatif.Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia
menerima ataumenolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau subyek.
Komponen sikap berkaitansatu dengan yang lainnya. Dari manapun kita memulai
dalam analisis sikap, ketigakomponen tersebut tetap dalam ikatan satu
sistem.komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu
kesatuansistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga
komponen tersebutsecara bersama-sama membentuk sikap dan Ketiga komponen
kognitif, afektif, dankecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk
sikap.
II. Sifat-sifat sikap
Karakteristik
dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya
individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas
menunjukkan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu
bisa berbeda tingkatannya. Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan
luas mana kesiapan individu dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara
spontan. Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial
untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif
dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku
terhadap suatu objek.
Sikap
memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
- Arah
- Intensitas
- Keluasan
- Konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan Hawkins dkk, 1986)
III.
Penggunaan Multiatribute Attitude
Model untuk memahami sikap konsumen
1. The
attribute-toward-object model:
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
2. The attitude-toward-behavior model
Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek. Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek. Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3. Theory of-reasoned-action model
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
IV. Pentingnya feeling dalam memamahami sikap konsumen
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
menurut azwar adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap
penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama,
serta faktor emosi dalam diri individu.
·
Pengalaman pribadi
Middlebrook (dalam Azwar, 1995) mengatakan bahwa tidak
adanya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis,
cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan
lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang
melibatkan emosi, karena penghayatan akan pengalaman lebih mendalam dan lebih
lama membekas.
·
Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Individu pada umumnya cenderung memiliki sifat yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting yang didorong
oleh keinginan untuk berfaliasi dan keinginan untuk menghindari konflik.
·
Pengaruh kebudayaan
Burrhus Frederic Skin, seperti yang dikutip Azwar
sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk
pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah reinforcement yang kita alami (Hergenhan dalam Azwar,
1995). Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu
masyarakat. Kebudayaanlah yang menanamkan garis pengarah sikap individu
terhadap berbagai masalah.
·
Media massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa memberikan pesan-pesan
yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif
dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
·
Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu
sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman
akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan
sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian
konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap
sesuatu hal. Apabila terdapat sesuatu hal yang bersifat kontroversial, pada
umumnya orang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya atau
mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal seperti
itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga agama
sering kali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap.
·
Faktor emosional
Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran prustrasi atau pengalihan bentuk mekamisme
pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera
berlalu begitu prustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap
yang lebih persisten dan bertahan lama.
V. Penggunaan sikap dan maksud untuk memperkirakan
perilaku konsumen
Werner dan
Pefleur (Azwar, 1995) mengemukakan 3 postulat guna mengidentifikasikan tiga
pandangan mengenai hubungan sikap dan perilaku, yaitu postulat of
consistency, postulat of independent variation, dan postulate of contigent
consistency.
Berikut ini penjelasan tentang ketiga postulat
tersebut :
1)
Postulat Konsistensi
Postulat konsistensi mengatakan bahwa sikap
verbal memberi petunjuk yang cukup akurat untuk memprediksikan apa yang akan
dilakukan seseorang bila dihadapkan pada suatu objek sikap. Jadi postulat ini
mengasumikan adanya hubungan langsung antara sikap danperilaku.
2)
PostulatVariasiIndependen
Postulat ini mengatakan bahwa mengetahui
sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku karena sikap dan perilaku
merupakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terpisah dan
berbeda.
3)
PostulatKonsistensiKontigensi
Postulat konsistensi kontigensi menyatakan
bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat ditentukan oleh faktor-faktor
situasional tertentu. Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok dan lain
sebagainya, merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap
dan perilaku. Oleh karena itu, sejauh mana prediksi perilaku dapat disandarkan
pada sikap akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari satu situasi ke situasi
lainnya. Postulat yang terakhir ini lebih masuk akal dalam menjelaskan hubungan
sikap dan perilaku.
VI. Dinamika
proses motivasi
Motivasi menurut
American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok
pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan.
Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Dengan
adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang
diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi
adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang
diinginkan.
Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
Proses motivasi :
1. Tujuan.
Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
Proses motivasi :
1. Tujuan.
Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
2. Mengetahui kepentingan.
Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
3. Komunikasi efektif.
Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen
agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa
mereka dapatkan.
4. Integrasi tujuan.
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas.
Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
VII. Kegunaan dan
stabilitas pola motivasi
Motivasi menurut American
Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok
pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan.
Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
VIII.
Memahami kebutuhan konsumen
Kebutuhan konsumen dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
- fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.
- keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan
- afiliasi dan pemilikan Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka.
- prestasi Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi
- kekuasaaan Keinginan untuk emndapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain
- ekspresi diri Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
- urutan dan pengertian Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.
- pencarian variasi Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi
- atribusi sebab-akibat Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.
thanks ka
BalasHapus