PERILAKU KONSUMEN
BAB VII
BAB VII
Kepribadian,
Nilai dan Gaya hidup
1. Kepribadian
2. Nilai-nilai individu
3. Konsep gaya hidup dan
pengukurannya
4. Pengukuran ganda perilaku
individu
I.
Kepribadian
merupakan
suatu susunan sistem psikofisik (psikis dan fisik yang berpadu dan saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku) yang
kompleks dan dinamis dalam diri seorang individu, yang menentukan penyesuaian
diri individu tersebut terhadap lingkungannya, sehingga akan tampak dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain.
Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain
yang kas dimiliki seseorang. Tapi kepribadian berkembang jika adanya hubungan
dengan orang lain. Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor biologis
dan psikologisnya. Kepribadian sendiri memiliki banyak segi dan salah satunya
adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri
aktual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan
konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri
orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan
membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur
hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
II. Nilai
A. Nilai Pakai (Value in Use)
Nilai pakai dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Nilai pakai dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Nilai
pakai subjektif, artinya nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu
barang karena barang tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya.
2) Nilai
pakai objektif, artinya kemampuan dari suatu barang untuk dapat memenuhi
kebutuhan manusia pada umumnya.
B. Nilai Tukar (Value in Exchange)
Berdasarkan nilai tukarnya, suatu barang dapat dikelompokkan dalam nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif.
Berdasarkan nilai tukarnya, suatu barang dapat dikelompokkan dalam nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif.
1) Nilai
tukar subjektif, artinya nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu
barang karena barang tersebut dapat ditukarkan dengan barang lain.
2) Nilai
tukar objektif, artinya kemampuan dari suatu barang untuk dapat ditukarkan
dengan barang yang lain.
III.
Konsep
gaya hidup dan pengukurannya
Plummer (1983) gaya hidup adalah cara
hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler
(dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang
paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3
hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan
Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup
adalah konsep diri. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang
berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto
(dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi
diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada
norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang
berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup
metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
hidup
Menurut pendapat Amstrong (dalam
Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang
dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau
mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.Lebih lanjut Amstrong
(dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
(internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal
yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan
persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut :
a. Sikap
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir
yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang
diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku.
Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan
dan lingkungan sosialnya.
b.Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam
tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan
dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil
dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c.Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu
dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
d.Konsep diri
Faktor lain yang menentukan kepribadian individu
adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas
untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek.
Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu
objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku
individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan
frame of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan
untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh
tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar
maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup
hedonis.
f. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih,
mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang
berarti mengenai dunia.
Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni
(2003) sebagai berikut :
a. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu
tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang
memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi
anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan
individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam
pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan
membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif
homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah
urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat,
dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian
kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial
artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta
kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha
yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang
dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan
Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh
individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu
yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola
pikir, merasakan dan bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan
dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan
pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor
eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama
dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang
di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Pemasar mencari hubungan antara produknya dengan kelompok gaya
hidup konsumen. Contohnya, perusahaan penghasil komputer mungkin menemukan
bahwa sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada pencapaian prestasi.
Dengan demikian, pemasar dapat dengan lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya
hidup orang yang berprestasi. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh
orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk
image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya.
Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu,
yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Fenomena ini pokok pangkalnya adalah stratifikasi
sosial, sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan teratas sampai
lapisan terbawah. Dalam struktur masyarakat modern, status sosial haruslah
diperjuangkan (achieved) dan bukannya karena diberi atau berdasarkan garis
keturunan (ascribed). Selayaknya status sosial merupakan penghargaan masyarakat
atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika seseorang telah mencapai suatu
prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan tertentu dalam
masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang sama untuk
meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya. Jadi pada
kesimpulannya, gaya hidup adalah suatu pola atau cara individu mengekspresikan
atau mengaktualisasikan, cita-cita, kebiasaan / hobby, opini, dsb dengan
lingkungannya melalui cara yang unik, yang menyimbolkan status dan peranan
individu bagi linkungannya. Gaya hidup dapat dijadikan jendela dari kepribadian
masing-masing invidu.Setiap individu berhak dan bebas memilih gaya hidup mana
yang dijalaninya, baik itu gaya hidup mewah (glamour), gaya hidup hedonis, gaya
hidup punk, gaya hidup sehat, gaya hidup sederhana, dsb. Gaya hidup mewah
memang sudah menjadi bagian hidup manusia. Sebagai makhluk sosial,manusia
membutuhkan interaksi dengan banyak hal. Manusia memerlukan pemenuhan
kebutuhannya yang mencakup sandang,pangan, dan papan. Ketiga hal ini sangat
penting dalam kehidupan manusia. Manusia bergantung pada makanan,pakaian, dan
tempet tinggal. Kebutuhan akan ketiga hal tersebut menjadikan sebagian orang
memberlakukan gaya hidup mewah. Manusia memiliki nafsu yang berujung pada
masalah selera dan gengsi,termasuk gaya hidup mewah.
VI. Pengukuran ganda perilaku individu
Pengukuran
ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku
konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki
efek yang lebih besar.Tentu saja
sumber daya seperti pendapatan dan waktu juga memberikan efek yang penting.
Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah yang paling praktis
untuk mengembangkan strategi pemasaran.Tujuannya
adalah mengerti konsumen sebaik mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar