PERILAKU
KONSUMEN
BAB 13
Pengaruh situasi
1. Tipe-tipe situasi konsumen
2. Interaksi individu dengan situasi
3. Pengaruh situasi tak terduga
1.
Tipe-tipe situasi konsumen
Situasi Konsumen
Faktor
situasional adalah kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu.
Kemunculanya terpisah dari diri produk maupun konsumen ( Asseal , 1998 ).
Sedangkan menurut belik ( 1975 ) , mendifinisikan situasi sebagai semua faktor
yang utama terhadap tmpat dan situasi yang tidak menurut pengetahuan seseorang
( intra individu ) dan stimulasi ( alternative pilihan ) dan memiliki bukti dan
pengaruh sistimatis pada prilaku saat itu .
Lain halnya dengan wilkie ( 1990 ) . pengaruh situasional adalah kekuatan
sesaat yg tidak berasal dari dalam diri seseorang atau berasal dari produk atau
merek yang di pasarkan , penelitian telah menemukan bahwa faktor situasional
mempengaruhi pilihan konsumen dengan mengubah kemungkinan pemilihan berbagai
alternative ( kolm,Monroe,dan Glazer, 1987, dalam titus dan Ernett, 1996 ).
2.
Interaksi individu dengan situasi
A.
PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL
Manusia dilahirkan kedunia seorang diri, tetapi kemudian hidup berkelompok
dengan keluarganya. Seperti kita ketahui, manusia pertama adam telah
ditakdirkan untuk hidup bersama dengan manusia lain yaitu istrinya yang bernama
hawa.
Mereka lalu beranak pinak, terbentuklah keluarga, kelompok social, kelompok kekerabatan, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Mereka lalu beranak pinak, terbentuklah keluarga, kelompok social, kelompok kekerabatan, masyarakat, bangsa, dan Negara.
1. Proses
pembentukan kelompok sosial
Didalam hubungan antara manusia dengan manusia lain, yang paling penting ialah reaksi yang tinbul akibat hubungan-hubungan social tersebut. Reaksi yang timbul itu, menyebabkan tindakan dan tanggapan seseorang menjadi bertambah luas. Misalnya, kalau seseorang mempunyai teman, dia memerlukan reaksi, entah yang berujut pujian atau celaan, yang mendorong munculnya tindakan-tindakn selanjutnya. Sejak dilahirkan, manusia sudah mempunyai hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
Didalam hubungan antara manusia dengan manusia lain, yang paling penting ialah reaksi yang tinbul akibat hubungan-hubungan social tersebut. Reaksi yang timbul itu, menyebabkan tindakan dan tanggapan seseorang menjadi bertambah luas. Misalnya, kalau seseorang mempunyai teman, dia memerlukan reaksi, entah yang berujut pujian atau celaan, yang mendorong munculnya tindakan-tindakn selanjutnya. Sejak dilahirkan, manusia sudah mempunyai hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
- keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dalam masyarakat
- keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
2.
Persyaratan atau factor-faktor pembentukan kelompok social. Terbentuknya
kelompok social memerlukan persyaratan sebagai berikut:
- setiap anggota kelompok harus menyadari bahwa diri nya merupakan anggota atau bagian dari kelompok social nya.
- Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
- Ada suatu factor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan di antar mereka bertambah erat.
- Kelompok itu berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku yang khas.
- Kelompok itu bersistem dan berproses terus menerus.
B.
PERKEMBANGAN KELOMPOK SOSIAL
Kelompok social bukan merupakan kelompok yang statis. Setiap kelompok social
selalu mengalami perkembangan atau perubahan. Beberapa kelompok social sifatnya
lebih stabil daripada kelompok lainnya. Strukturnya tidak banyak mengalami
peubahan yang mencolok. Namun, adapula kelompok social yang mengalami perubahan
yang cepat, walaupun tidak ada pengaruh dari luar.
- Perubahan kelompok sosial
Kelompok social umumnya mengalami perubahan akibat proses revolusi karena
pengaruh dari luar. Keadaan tidak stabil pada kelompok social dapat terjadi
sebagai akibat konplik antar kelompok karena kurangnya keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan dalam kelompok tersebut. Ada golongan dalam kelompok social
yang ingin merebut kekuasaan dengan mengorbankan golongan lain, atau ada
kepentingan tidak seimbang, sehingga timbul ketidak adilan atau perbedaan paham
atau pandangan tentang cara mencapai tujuan kelompok. Kesemuanya itu
mengakibatkan terjadinya perpecahan didalam kelompok social, sehingga timbul
perubahan struktur kelompok social. Timbulnya struktur kelompok sosil yang
baru, pada akhirnya bertujuan mencapai keadaan yang seimbang dan stabil.
Prubahan struktur kelompok social dapt pula terjad karena sebab-sebab dari luar. Ancaman dari luar misalnya, sering kali menjadi factor yang mendorong terjadinya perubahan struktur kelompok social. Situasi yang membahayakan yang berasal dari luar akan memperkuat rasa persatuan dan mengurangi keinginan-keinginan untuk mementingkan diri sendiri dari anggota-anggota kelompok social tersebut. Sebab lain, yaitu pergantian pimpinan, stap, atau anggota kelompok social yang tidak sesuai dengan ketantuan yang berlaku.
Menurut max weber, dalam masyarakat multicultural ada beberapa macam kelompok social. Kelompok social yang satu berbeda dari kelompok social yang lain, walaupun mereka termasuk dalam suatu masyarakat yang sama. Max weber mengemukakan bahwa kelompok masyarakat majemuk berkaitan dengan tatanan yang mengikat dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Masyarakat Indonesia tergolong masyarakat multicultural, yaitu masyarakat yang beragam etnis/ suku bangsa, ras, agama, bahasa, adatistiadat, profesi, golongan politik dsb. Kebragaman suku bangsa dan kebudayaan tersebut, tentu saja berpengaruh terhadap system dan struktur social. Karena itu, dalam masyarakat Indonesia terdapat bermacam-macam kelompok social berdasarkan criteria tertentu, seperti kelompok social yang terbentuk karena kepentingan etnis atau suku bangsa, kelompok social kerena kepentingan agama, kerena kepentingan profesi dsb. Perkembangan kelompok social itu terjadi melalui 2 proses, yaitu proses yang bersipat alami dan disengaja
Prubahan struktur kelompok social dapt pula terjad karena sebab-sebab dari luar. Ancaman dari luar misalnya, sering kali menjadi factor yang mendorong terjadinya perubahan struktur kelompok social. Situasi yang membahayakan yang berasal dari luar akan memperkuat rasa persatuan dan mengurangi keinginan-keinginan untuk mementingkan diri sendiri dari anggota-anggota kelompok social tersebut. Sebab lain, yaitu pergantian pimpinan, stap, atau anggota kelompok social yang tidak sesuai dengan ketantuan yang berlaku.
Menurut max weber, dalam masyarakat multicultural ada beberapa macam kelompok social. Kelompok social yang satu berbeda dari kelompok social yang lain, walaupun mereka termasuk dalam suatu masyarakat yang sama. Max weber mengemukakan bahwa kelompok masyarakat majemuk berkaitan dengan tatanan yang mengikat dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Masyarakat Indonesia tergolong masyarakat multicultural, yaitu masyarakat yang beragam etnis/ suku bangsa, ras, agama, bahasa, adatistiadat, profesi, golongan politik dsb. Kebragaman suku bangsa dan kebudayaan tersebut, tentu saja berpengaruh terhadap system dan struktur social. Karena itu, dalam masyarakat Indonesia terdapat bermacam-macam kelompok social berdasarkan criteria tertentu, seperti kelompok social yang terbentuk karena kepentingan etnis atau suku bangsa, kelompok social kerena kepentingan agama, kerena kepentingan profesi dsb. Perkembangan kelompok social itu terjadi melalui 2 proses, yaitu proses yang bersipat alami dan disengaja
2. ciri-ciri kelompok social
Menurut
sherif kelompok social memiliki ciri-ciri berikut ini.
- terdapat dorongan atau motif yang sama pada setiap anggota kelompok yang menyebabkan terjadinya interaksi kearah tujuan yang sama.
- Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan dari individu-individu serta reaksi-reaksi dan kecakapan-kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat didalamnya.
- Pembentukan penegasan struktur kelompok yang jelas dan terdiri atas peranan-peranan dan kedudukan hierarki yang lambat laun berkembang dengan sendirinya dalam pencapaian tujuannya.
- Terjadinya penegasan dan peneguhan norma-norma sebagai pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok.
C.
EKSPERIMEN DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL
Floyd D.Ruch
dalam bukunya, Psychologi and life, menegaskan bahwa dinamika kelompok atau
(group dynamics) merupakan hasil interaksi yang dinamis diantara
individu-individu dalam situasi social.
- eksperimen pertama, untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai dinamika kelompok, dibawah ini akan diuraikan hasil penelitian sherip tentang interaksi dalam kelompok dan interaksi antar kelompok.
hipotesis eksperimen, eksperimen yang bertujuan
menyelidiki 2 hipotesis berikut ini.
a) apabila individu-individu manusia yang tidak
berhubungan antara satu dengan yang lain dikumpulkan pada suatu tempat untuk
berinteraksi social dalam kegiata-kegiatan yang menuju ketujuan yang sama, maka
akan terbentuk kelompok social dengan struktur nya yang khas dimana akan
terdapat kedudukan social yang hierarkis dan peran-peran social tiap-tiap
anggota kelompok yang saling berinteraksi social.
b) Apabila dua kelompok telah membuat struktur in-group
nya masing-masing, maka akan terbentuk sikap yang negative terhadap kelompok
yang menjadi out-group nya dan akan terbentuk streotip prasangka negative
terhadap out-group nya.
Kedua hipotesis itu diselidiki kebenarannya oleh sheriff dengan mengadakan eksperimen berikut ini. Eksperimen di lakukan terhadap 24 orang anak lelaki yang berumur 12 tahun. Anak itu tidak saling mengenal dan perbedaan sosoal di antara mereka di hilangkan karena perbedaan itu dapat mempengaruhi jalannya eksperimen.
Kedua hipotesis itu diselidiki kebenarannya oleh sheriff dengan mengadakan eksperimen berikut ini. Eksperimen di lakukan terhadap 24 orang anak lelaki yang berumur 12 tahun. Anak itu tidak saling mengenal dan perbedaan sosoal di antara mereka di hilangkan karena perbedaan itu dapat mempengaruhi jalannya eksperimen.
2.
Jalannya
eksperimen
eksperimen di rencanakan dalam tiga fase:
eksperimen di rencanakan dalam tiga fase:
1.
fase
pertama, Direncana kan anak-anak mengadakan hubungan persahabatan berdasarkan
kegiatan bersama seperti berenang, olah raga, dst.di harap kan mereka memilih
kawan nya sendiri, dalam bermain mereka di beri kebebasan memilih kawan
sepermainan sendiri.ini berjalan selama tiga hari.
2.
fase kedua,
Setelah tiga hari anak bergaul di lakukan pemisahan anak-anak dalam dua
kelompok, masing-masing terdiri atas 12 orang.dari pemisahan itu di harap kan
terbentuk struktur social sendiri pada masing-masing kelompok sehingga akan
terbentuk in-group dan out-group.
3.
fase ketiga,
Setelah terbentuk dua kelompok yang khas di rencanakan menimbulkan pergeseran
dan konflik social di antara kedua nya. Di ciptakan situasi-situasi yang
memudah kan timbul nya saling menghambat antara satu dengan yang lain.
Pengaruh
situasi tak terduga
Bagaimana seseorang mengerti akan potensi dari pengaruh situasi yang tak
terduga yang dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud
pembelian, yang tadinya dia tidak mau embeli barang tapi karena suatu hal
jadi membeli barang tersebut. Contoh : saat jalan ke pusat perbelanjaan, ayah
melihat ingin membeli baju baru padahal awalnya mereka ke pusat perbelanjaan
hanya untuk belanja bulanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar